Cara Merawat Tanaman Kopi Agar Berbuah Lebat dan Sehat - Tanaman kopi yang "sehat" yaitu salah satu yang bisa menghasilkan benih dengan kualitas terbaik. Ada tiga faktor utama yang mensugesti "kebahagiaan" sebuah pabrik: genetika, lingkungan, dan administrasi pertanian yang diterapkan. Karena tidak ada formula niscaya untuk menghasilkan kopi Istimewa pemenang penghargaan, para petani bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan dasar tumbuhan sehingga mereka sanggup berkembang.
Kebutuhan biologis sangat diharapkan dalam merawat tumbuhan kopi, umumnya yang universal untuk semua tumbuhan yang memungkinkan hal ini. Hal-hal penting ini yaitu matahari, air, tanah, dan udara; empat bergabung untuk menyediakan tumbuhan dengan energi dan nutrisi yang diharapkan untuk mempertahankan kehidupan.
Tentu saja, tumbuhan yang berbeda telah menyesuaikan diri untuk membutuhkan kondisi spesifik yang berbeda, tergantung pada sejarah dan lingkungan mereka. Namun, semua tumbuhan mempunyai faktor eksternal yang memungkinkan pertumbuhan dan reproduksi satu-satunya metrik keberhasilan yang dimiliki sebuah pabrik maka dari itu dibutuhkan cara menanam pohon kopi yang baik dan benar.
Tanaman hidup di ekosistem. Tidak duduk masalah kalau ekosistem yaitu ekosistem alami atau ekosistem. Either way, tumbuhan berinteraksi dengan lingkungan luar mereka dan tergantung pada tanah, cuaca, mikroorganisme, suhu, kelembaban, dan aneka macam imbas lainnya. Meskipun seorang petani sanggup menentukan tumbuhan menurut apa yang diketahui ihwal genetika mereka, satu-satunya faktor yang sanggup dikontrol secara aktif setiap tahun sehabis penanaman yaitu pengelolaan pertanian perkebunan.
Informasi berikut ini merupakan pengantar untuk menanam biologi dan administrasi pertanian di perkebunan kopi. Itu tidak berusaha untuk menguraikan situasi sulit dan berisiko tinggi yang dihadapi sebagian besar produsen kopi ketika ini. Ini dimaksudkan untuk menyajikan beberapa faktor biologis dasar untuk membantu non-agronomis memahami beberapa kompleksitas ilmiah yang masuk ke dalam mempertahankan perkebunan kopi yang sehat, produktif, berkualitas tinggi. Gunakan sebagai ikhtisar, pelajari, dan lihat kekerabatan produsen Anda untuk mendapat sisi kemanusiaan dari cerita.
The Essentials for Life
Penting untuk diingat bahwa setiap kali kita mengambil tumbuhan “alami” dari hutan dan menggunakannya untuk tujuan pertanian, menyerupai kopi, kebutuhannya berubah. Pertanian bukan alam. Coffea arabica mungkin yaitu salah satu yang lebih keras kepala dan sensitif terhadap komoditas pertanian.
Karena endemik di wilayah yang sangat spesifik (dataran tinggi Ethiopia dan Sudan Selatan), di mana ia dilahirkan di bawah serangkaian keadaan genetik yang tidak biasa, ia mempunyai tingkat keragaman genetik yang rendah untuk memerangi tantangan (Lashermes, Combes, Robert). , Trouslot, D'Hont, Anthony, et al., 1999). Juga, baru-baru ini (dalam waktu evolusi) telah didistribusikan ke seluruh dunia, yang berarti bahwa itu tidak mempunyai waktu untuk berevolusi ke iklim dan kondisi baru.
Tanaman kopi arabika di Indonesia, atau Brasil, atau Jamaika masih tumbuh paling baik di bawah kondisi ideal yang dipelajari nenek moyangnya untuk menyayangi di bawah naungan hutan tropis di Afrika Timur. Ini yaitu salah satu alasan mengapa sangat sulit untuk menciptakan tumbuhan kopi arabika bahagia, dan mengapa ini terus menantang para petani di seluruh dunia khatulistiwa.
Untuk berfungsi, tumbuhan "menghirup" dan "menghembuskan nafas" blok bangunan kehidupan. "Tarik nafas" disebut fotosintesis, dan "menghembuskan napas" disebut respirasi; keduanya bergantung pada air, energi dari matahari, dan nutrisi. Tanaman mengambil nutrisi dan air dari tanah melalui akar mereka.
Selalu ada satu faktor utama yang membatasi pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan (Larcher, 2003). Ini mungkin terdengar buruk, tetapi tolong-menolong ini yaitu yang terbaik lantaran kita tidak ingin tumbuhan raksasa mengambil alih dunia dan menghancurkan gedung pencakar langit dalam percepatan pertumbuhan dramatis Raja-Kong-esque. Biasanya, karbon (C), air (H2O), atau nitrogen (N) akan menjadi faktor pembatas utama.
Di dunia pertanian, ini sering menjadi macronutrients menyerupai nitrogen (N), potassium (K +) dan fosfor (P). Inilah sebabnya mengapa petani sering harus mengairi atau menerapkan pupuk untuk tanaman. Di hari ini dan usia, tumbuhan infinit dan liar tidak sering dibatasi oleh karbon, lantaran ada banyak karbon ekstra di atmosfer. Namun, dalam masalah tumbuhan tahunan (seperti jagung, kedelai, dan gandum), karbon sanggup menjadi terbatas, dan menambahkan kompos gambut atau karbon sanggup membantu meringankan defisit ini.
Jika Anda meletakkan tumbuhan peneduh di bawah sinar matahari, itu akan membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk mengikuti tingkat pertumbuhan dan produksi yang akan terjadi. Jika Anda menambahkan nitrogen, tumbuhan akan menuntut lebih banyak fosfor, kalium, dan kalsium berfungsi dengan benar. Jika Anda menambahkan lebih banyak nutrisi, tumbuhan itu akan membutuhkan lebih banyak air. Anda mendapat ilham itu.
Dengan cara ini, sebuah selalu berbicara fisiologis, berusaha menyeimbangkan sumber daya yang tersedia dan mengalokasikannya ke tugas-tugas spesifik yang relevan untuk mempertahankan kehidupan. Apa syarat menanam pohon kopi semoga berbuah lebat?
Syarat tumbuh Tanaman kopi
Lokasi yaitu kunci untuk menanam arabika. Pemilihan lokasi yaitu salah satu pilihan paling penting yang sanggup dilakukan petani untuk memastikan keberhasilan. Itu dikatakan, tidak semua petani mempunyai pilihan situs; mereka mungkin hanya mempunyai sebidang tanah di erat kawasan yang dikenal sebagai kopi.
Lereng dan aspek, topografi, suhu, pola cuaca, curah hujan, perubahan musiman, dan tekstur tanah bukanlah faktor yang gampang untuk diubah (kecuali kalau Anda membangun rumah beling raksasa di sekitar tumbuhan kopi Anda, yang tampaknya tidak mungkin). Kondisi tanah dan sejarah tanah juga sanggup mensugesti potensi sebuah situs. Pertimbangan mudah dan logistik harus dibentuk menurut teknik panen lokal, irigasi, pemangkasan, dan praktik administrasi lainnya.
Perubahan musiman (atau ketiadaannya, di kawasan khatulistiwa) menggambarkan siklus pembuahan tahunan tanaman. Di kawasan yang sedang tumbuh menyerupai Etiopia, Hawaii, Amerika Tengah, dan Brasil Selatan, animo umumnya menghasilkan satu siklus pertumbuhan buah. Di daerah-daerah ini, bunga dimulai pada periode pertumbuhan yang lambat (musim dingin), dan pembungaan dan pertumbuhan batang gres terjadi dengan hujan atau kadang kala snap hambar (musim semi). Rentang suhu spesifik dari perkebunan potensial yaitu kuncinya, lantaran C. arabica lebih menyukai suhu dari 15-24 ° C dan sangat sensitif terhadap hambar dan beku, dengan yang terakhir menghancurkan kedua daun dan buah.
Air yang Adekuat: Transpirasi, Irigasi, dan / atau Pengelolaan Tanah
Menciptakan situasi air yang memadai yaitu kunci untuk menjaga perkebunan kopi arabika yang bahagia. Banyak petani kopi bergantung pada curah hujan sebagai satu-satunya sumber air mereka. Lebih jarang, sistem irigasi dibentuk untuk mempertahankan kondisi pertumbuhan penuh sinar matahari yang produktif. Dalam masalah ini, umumnya ditemukan di Brasil dan Vietnam, di mana pertumbuhan dan oleh lantaran itu usul air sangat tinggi, sistem otomatis telah membantu memungkinkan ekspansi produksi kopi (Snoeck & Lambot, 2009).
Dalam rujukan lain, irigasi sanggup dikelola untuk memfasilitasi pembungaan (Willson, 1999). Neraca air dari perkebunan kopi idealnya dipertahankan melalui seleksi tanah dan lokasi. Jika ini sudah cukup untuk memulai, seorang petani sangat kecil kemungkinannya membutuhkan irigasi atau penambahan tanah untuk memastikan drainase yang tepat. Kopi, menyerupai semua tanaman, membutuhkan jumlah minimum air untuk tetap sehat (yaitu, tidak layu) dan berfungsi.
Ini lantaran nutrisi dan mineral diserap oleh tumbuhan melalui kapiler, dari akarnya sampai ke tunas tertinggi. Namun, terlalu banyak air di tanah sanggup merusak. Akar membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan berfungsi, dan akar yang dangkal menciptakan pengikisan menjadi topik yang menjadi perhatian di daerah-daerah penghasil kopi tertentu yang mengalami periode-periode hujan yang parah (Clifford & Willson, 1985; Snoeck & Lambot, 2009).
Evaporasi dan transpirasi dipengaruhi oleh banyak hal dalam suatu ekosistem, termasuk status air suatu tanah; kelembaban relatif; dan jumlah matahari, angin, dan tutupan pohon. Tutupan awan juga sanggup mensugesti jumlah transpirasi yang terjadi dan oleh lantaran itu jumlah air yang hilang. Evapotranspirasi yaitu istilah yang dipakai untuk menggambarkan proses hilangnya air dari flora (Larcher, 2003). C. tumbuhan arabika selalu hijau, dan kehilangan banyak air sepanjang tahun (Clifford & Willson, 1985).
Tekstur tanah sanggup berdampak pada keseimbangan air tanaman. Faktanya, tanah sanggup secara alami menahan air atau mengalirkan air, tergantung pada ruang pori (Hillel, 2004; Snoeck & Lambot, 2009). Untuk menarik air dari tanah, tumbuhan mengerahkan usul evaporatif yang diciptakan oleh perbedaan tekanan antara udara, tanaman, dan tanah. Tekstur tanah juga berdampak pada kemampuan tumbuhan C. arabica untuk bertahan di animo kemarau, lantaran air yang disimpan jauh di dalam tanah dipakai selama periode curah hujan rendah (Clifford & Willson, 1985).
Cahaya Matahari
Fotosintesis membutuhkan energi dari matahari untuk mengubah CO2 dari udara menjadi gula, yang merupakan masakan nabati (Raven, Evert, & Eichhorn, 1999). Namun, intensitas sinar matahari penting untuk C. tumbuhan arabika, dan sulit diatur secara alami. Karena C. arabica berevolusi sebagai tumbuhan understory, hanya sanggup memakai jumlah matahari yang terbatas. Bahkan, terlalu banyak sinar matahari sanggup merusak jaringan fotosintesis dari waktu ke waktu, kesudahannya mengarah pada penurunan pertumbuhan dan produksi (Clifford & Willson, 1985).
Tanaman muda, menyerupai bayi manusia, sangat sensitif, itulah sebabnya Anda sering melihat bibit kopi di bawah penutup. Suhu tinggi yang terkait dengan sinar matahari yang berpengaruh juga sanggup memperlambat fotosintesis dengan menjadikan pori-pori flora (disebut stomata) untuk menutup (Larcher, 2003).
Kebutuhan biologis sangat diharapkan dalam merawat tumbuhan kopi, umumnya yang universal untuk semua tumbuhan yang memungkinkan hal ini. Hal-hal penting ini yaitu matahari, air, tanah, dan udara; empat bergabung untuk menyediakan tumbuhan dengan energi dan nutrisi yang diharapkan untuk mempertahankan kehidupan.
Tentu saja, tumbuhan yang berbeda telah menyesuaikan diri untuk membutuhkan kondisi spesifik yang berbeda, tergantung pada sejarah dan lingkungan mereka. Namun, semua tumbuhan mempunyai faktor eksternal yang memungkinkan pertumbuhan dan reproduksi satu-satunya metrik keberhasilan yang dimiliki sebuah pabrik maka dari itu dibutuhkan cara menanam pohon kopi yang baik dan benar.
Tanaman hidup di ekosistem. Tidak duduk masalah kalau ekosistem yaitu ekosistem alami atau ekosistem. Either way, tumbuhan berinteraksi dengan lingkungan luar mereka dan tergantung pada tanah, cuaca, mikroorganisme, suhu, kelembaban, dan aneka macam imbas lainnya. Meskipun seorang petani sanggup menentukan tumbuhan menurut apa yang diketahui ihwal genetika mereka, satu-satunya faktor yang sanggup dikontrol secara aktif setiap tahun sehabis penanaman yaitu pengelolaan pertanian perkebunan.
Informasi berikut ini merupakan pengantar untuk menanam biologi dan administrasi pertanian di perkebunan kopi. Itu tidak berusaha untuk menguraikan situasi sulit dan berisiko tinggi yang dihadapi sebagian besar produsen kopi ketika ini. Ini dimaksudkan untuk menyajikan beberapa faktor biologis dasar untuk membantu non-agronomis memahami beberapa kompleksitas ilmiah yang masuk ke dalam mempertahankan perkebunan kopi yang sehat, produktif, berkualitas tinggi. Gunakan sebagai ikhtisar, pelajari, dan lihat kekerabatan produsen Anda untuk mendapat sisi kemanusiaan dari cerita.
The Essentials for Life
Penting untuk diingat bahwa setiap kali kita mengambil tumbuhan “alami” dari hutan dan menggunakannya untuk tujuan pertanian, menyerupai kopi, kebutuhannya berubah. Pertanian bukan alam. Coffea arabica mungkin yaitu salah satu yang lebih keras kepala dan sensitif terhadap komoditas pertanian.
Karena endemik di wilayah yang sangat spesifik (dataran tinggi Ethiopia dan Sudan Selatan), di mana ia dilahirkan di bawah serangkaian keadaan genetik yang tidak biasa, ia mempunyai tingkat keragaman genetik yang rendah untuk memerangi tantangan (Lashermes, Combes, Robert). , Trouslot, D'Hont, Anthony, et al., 1999). Juga, baru-baru ini (dalam waktu evolusi) telah didistribusikan ke seluruh dunia, yang berarti bahwa itu tidak mempunyai waktu untuk berevolusi ke iklim dan kondisi baru.
Tanaman kopi arabika di Indonesia, atau Brasil, atau Jamaika masih tumbuh paling baik di bawah kondisi ideal yang dipelajari nenek moyangnya untuk menyayangi di bawah naungan hutan tropis di Afrika Timur. Ini yaitu salah satu alasan mengapa sangat sulit untuk menciptakan tumbuhan kopi arabika bahagia, dan mengapa ini terus menantang para petani di seluruh dunia khatulistiwa.
Untuk berfungsi, tumbuhan "menghirup" dan "menghembuskan nafas" blok bangunan kehidupan. "Tarik nafas" disebut fotosintesis, dan "menghembuskan napas" disebut respirasi; keduanya bergantung pada air, energi dari matahari, dan nutrisi. Tanaman mengambil nutrisi dan air dari tanah melalui akar mereka.
Selalu ada satu faktor utama yang membatasi pertumbuhan dan reproduksi tumbuhan (Larcher, 2003). Ini mungkin terdengar buruk, tetapi tolong-menolong ini yaitu yang terbaik lantaran kita tidak ingin tumbuhan raksasa mengambil alih dunia dan menghancurkan gedung pencakar langit dalam percepatan pertumbuhan dramatis Raja-Kong-esque. Biasanya, karbon (C), air (H2O), atau nitrogen (N) akan menjadi faktor pembatas utama.
Di dunia pertanian, ini sering menjadi macronutrients menyerupai nitrogen (N), potassium (K +) dan fosfor (P). Inilah sebabnya mengapa petani sering harus mengairi atau menerapkan pupuk untuk tanaman. Di hari ini dan usia, tumbuhan infinit dan liar tidak sering dibatasi oleh karbon, lantaran ada banyak karbon ekstra di atmosfer. Namun, dalam masalah tumbuhan tahunan (seperti jagung, kedelai, dan gandum), karbon sanggup menjadi terbatas, dan menambahkan kompos gambut atau karbon sanggup membantu meringankan defisit ini.
Jika Anda meletakkan tumbuhan peneduh di bawah sinar matahari, itu akan membutuhkan lebih banyak nutrisi untuk mengikuti tingkat pertumbuhan dan produksi yang akan terjadi. Jika Anda menambahkan nitrogen, tumbuhan akan menuntut lebih banyak fosfor, kalium, dan kalsium berfungsi dengan benar. Jika Anda menambahkan lebih banyak nutrisi, tumbuhan itu akan membutuhkan lebih banyak air. Anda mendapat ilham itu.
Dengan cara ini, sebuah selalu berbicara fisiologis, berusaha menyeimbangkan sumber daya yang tersedia dan mengalokasikannya ke tugas-tugas spesifik yang relevan untuk mempertahankan kehidupan. Apa syarat menanam pohon kopi semoga berbuah lebat?
Syarat tumbuh Tanaman kopi
Lokasi yaitu kunci untuk menanam arabika. Pemilihan lokasi yaitu salah satu pilihan paling penting yang sanggup dilakukan petani untuk memastikan keberhasilan. Itu dikatakan, tidak semua petani mempunyai pilihan situs; mereka mungkin hanya mempunyai sebidang tanah di erat kawasan yang dikenal sebagai kopi.
Lereng dan aspek, topografi, suhu, pola cuaca, curah hujan, perubahan musiman, dan tekstur tanah bukanlah faktor yang gampang untuk diubah (kecuali kalau Anda membangun rumah beling raksasa di sekitar tumbuhan kopi Anda, yang tampaknya tidak mungkin). Kondisi tanah dan sejarah tanah juga sanggup mensugesti potensi sebuah situs. Pertimbangan mudah dan logistik harus dibentuk menurut teknik panen lokal, irigasi, pemangkasan, dan praktik administrasi lainnya.
Perubahan musiman (atau ketiadaannya, di kawasan khatulistiwa) menggambarkan siklus pembuahan tahunan tanaman. Di kawasan yang sedang tumbuh menyerupai Etiopia, Hawaii, Amerika Tengah, dan Brasil Selatan, animo umumnya menghasilkan satu siklus pertumbuhan buah. Di daerah-daerah ini, bunga dimulai pada periode pertumbuhan yang lambat (musim dingin), dan pembungaan dan pertumbuhan batang gres terjadi dengan hujan atau kadang kala snap hambar (musim semi). Rentang suhu spesifik dari perkebunan potensial yaitu kuncinya, lantaran C. arabica lebih menyukai suhu dari 15-24 ° C dan sangat sensitif terhadap hambar dan beku, dengan yang terakhir menghancurkan kedua daun dan buah.
Air yang Adekuat: Transpirasi, Irigasi, dan / atau Pengelolaan Tanah
Menciptakan situasi air yang memadai yaitu kunci untuk menjaga perkebunan kopi arabika yang bahagia. Banyak petani kopi bergantung pada curah hujan sebagai satu-satunya sumber air mereka. Lebih jarang, sistem irigasi dibentuk untuk mempertahankan kondisi pertumbuhan penuh sinar matahari yang produktif. Dalam masalah ini, umumnya ditemukan di Brasil dan Vietnam, di mana pertumbuhan dan oleh lantaran itu usul air sangat tinggi, sistem otomatis telah membantu memungkinkan ekspansi produksi kopi (Snoeck & Lambot, 2009).
Dalam rujukan lain, irigasi sanggup dikelola untuk memfasilitasi pembungaan (Willson, 1999). Neraca air dari perkebunan kopi idealnya dipertahankan melalui seleksi tanah dan lokasi. Jika ini sudah cukup untuk memulai, seorang petani sangat kecil kemungkinannya membutuhkan irigasi atau penambahan tanah untuk memastikan drainase yang tepat. Kopi, menyerupai semua tanaman, membutuhkan jumlah minimum air untuk tetap sehat (yaitu, tidak layu) dan berfungsi.
Ini lantaran nutrisi dan mineral diserap oleh tumbuhan melalui kapiler, dari akarnya sampai ke tunas tertinggi. Namun, terlalu banyak air di tanah sanggup merusak. Akar membutuhkan oksigen untuk bertahan hidup dan berfungsi, dan akar yang dangkal menciptakan pengikisan menjadi topik yang menjadi perhatian di daerah-daerah penghasil kopi tertentu yang mengalami periode-periode hujan yang parah (Clifford & Willson, 1985; Snoeck & Lambot, 2009).
Evaporasi dan transpirasi dipengaruhi oleh banyak hal dalam suatu ekosistem, termasuk status air suatu tanah; kelembaban relatif; dan jumlah matahari, angin, dan tutupan pohon. Tutupan awan juga sanggup mensugesti jumlah transpirasi yang terjadi dan oleh lantaran itu jumlah air yang hilang. Evapotranspirasi yaitu istilah yang dipakai untuk menggambarkan proses hilangnya air dari flora (Larcher, 2003). C. tumbuhan arabika selalu hijau, dan kehilangan banyak air sepanjang tahun (Clifford & Willson, 1985).
Tekstur tanah sanggup berdampak pada keseimbangan air tanaman. Faktanya, tanah sanggup secara alami menahan air atau mengalirkan air, tergantung pada ruang pori (Hillel, 2004; Snoeck & Lambot, 2009). Untuk menarik air dari tanah, tumbuhan mengerahkan usul evaporatif yang diciptakan oleh perbedaan tekanan antara udara, tanaman, dan tanah. Tekstur tanah juga berdampak pada kemampuan tumbuhan C. arabica untuk bertahan di animo kemarau, lantaran air yang disimpan jauh di dalam tanah dipakai selama periode curah hujan rendah (Clifford & Willson, 1985).
Cahaya Matahari
Fotosintesis membutuhkan energi dari matahari untuk mengubah CO2 dari udara menjadi gula, yang merupakan masakan nabati (Raven, Evert, & Eichhorn, 1999). Namun, intensitas sinar matahari penting untuk C. tumbuhan arabika, dan sulit diatur secara alami. Karena C. arabica berevolusi sebagai tumbuhan understory, hanya sanggup memakai jumlah matahari yang terbatas. Bahkan, terlalu banyak sinar matahari sanggup merusak jaringan fotosintesis dari waktu ke waktu, kesudahannya mengarah pada penurunan pertumbuhan dan produksi (Clifford & Willson, 1985).
Tanaman muda, menyerupai bayi manusia, sangat sensitif, itulah sebabnya Anda sering melihat bibit kopi di bawah penutup. Suhu tinggi yang terkait dengan sinar matahari yang berpengaruh juga sanggup memperlambat fotosintesis dengan menjadikan pori-pori flora (disebut stomata) untuk menutup (Larcher, 2003).
Banyak petani berusaha mengatur matahari melalui rezim pohon rindang. Namun, ada trade-off, lantaran tumbuhan suplemen berarti lebih banyak pekerjaan! Tidak ada panduan universal untuk pengelolaan pohon pelindung, lantaran ini tergantung pada kondisi lokal dan iklim mikro perkebunan (Muschler, 2009). Ketika direncanakan secara strategis, naungan pohon sanggup bermanfaat dengan cara lain, menyerupai menyediakan sumber masakan untuk insan (pohon pisang atau alpukat) atau tumbuhan (pohon yang menambahkan lebih banyak nitrogen ke dalam tanah) (Snoeck & Vaast, 2009).
Pohon juga bisa ditanam sedemikian rupa sebagai angin istirahat untuk perkebunan. Naungan sanggup dimanfaatkan untuk menghemat air, menurunkan suhu di kawasan panas, dan melindungi terhadap embun beku (Muschler, 2009; Snoeck & Lambot, 2009). Tutupan awan yang sering, sering terjadi pada ketinggian tinggi, sanggup bertindak sama untuk mengurangi jumlah cahaya yang mencapai daun, pada ketika menurunkan suhu ke titik yang mengurangi fotosintesis terjadi. Seperti semua pengelolaan pertanian, keteduhan dan keseimbangan matahari yaitu proses evaluasi dan pembiasaan terus menerus untuk petani kopi.
Nutrisi yang Memadai : Pengelolaan Tanah
Nutrisi di luar apa yang didapat tumbuhan dari udara dan air (karbon, oksigen, dan hidrogen) diperoleh melalui tanah. Akar bertindak sebagai sedikit kekosongan air dan nutrisi, sehingga tumbuhan tetap terhidrasi dengan baik DAN sehat pada ketika yang sama (Raven, Evert, & Eichhorn, 1999). Tanah dan nutrisinya sanggup spesifik secara regional, bervariasi dengan geologi lokal dan materi induk. Jadi, tergantung di mana perkebunan duduk di dunia, pengelolaan tanah berbeda. Bahkan, itu bisa menjadi ilmu mikro-wilayah-spesifik, sangat tepat, dan beberapa mahir agronomi merekomendasikan mempunyai tanah serta jaringan daun dianalisis beberapa kali setahun untuk menjamin administrasi nutrisi yang akurat.
Nitrogen yaitu salah satu makronutrien yang paling penting, lantaran dipakai untuk fungsi-fungsi penting menyerupai fotosintesis dan produksi jaringan baru, serta proses kunci lainnya (Carelli, Fahl, & Ramalho, 2006; Clifford & Willson, 1985). Kekurangan nitrogen umumnya terjadi di perkebunan C. arabica yang tidak menghasilkan dan menghasilkan tinggi, lantaran usul yang dimasukkan ke jaringan fotosintesis. Jumlah nitrogen yang sehat dalam tumbuhan menghasilkan daun hijau yang sehat dan gelap.
Kekurangan sanggup muncul dengan daun paling tipis atau menguning (disebut klorosis). Di sisi lain, yaitu mungkin untuk terlalu pupuk dengan nitrogen, dan ini sanggup mempunyai konsekuensi yang berbeda dalam kopi, menyerupai kandungan kafein yang lebih tinggi (Snoeck & Lambot, 2009). Ada aneka macam bentuk nitrogen yang sanggup diterapkan ke tanah, tetapi setiap petani dan agronomis harus menciptakan keputusan yang terdidik ihwal mana yang terbaik untuk lokasi dan situasi tertentu.
Setelah nitrogen, kalium dan fosfor yaitu makronutrien yang paling penting untuk fungsi biologis dasar tumbuhan (Larcher, 2003). Potassium penting untuk perkembangan fisiologis buah, dan fosfor diharapkan untuk perkembangan akar, kayu, dan kuncup. Anda mungkin mengenali ini kalau Anda telah menghabiskan waktu di pertanian apa pun, lantaran sebagian besar pupuk yang tersedia secara komersial ditujukan untuk keseimbangan N: P: K tertentu.
Defisiensi kalium sanggup menjadikan bintik-bintik coklat berkembang, terutama pada daun yang lebih bau tanah (Snoeck & Lambot, 2009). Kekurangan fosfor sanggup terjadi sehabis pohon kopi menghasilkan tumbuhan yang berat atau menderita kekurangan air, dan sanggup hadir dengan klorosis daun atau warna hijau kebiruan daun (Rothfos, 1980).
Mikronutrien, menyerupai seng, magnesium, boron, besi, dan tembaga, semuanya memainkan kiprah kecil namun penting dalam mempertahankan fungsi tumbuhan yang tepat. Defisit dari elemen-elemen ini sanggup menjadikan aneka macam tanda-tanda fisik pada C. arabika. Penyemprotan nutrisi daun juga sanggup diterapkan pada tumbuhan kopi untuk menawarkan nutrisi pribadi ke daun, tetapi ini yaitu padat karya. Praktik ini tidak umum di semua kawasan penghasil kopi, tetapi sanggup sangat bermanfaat dalam situasi kekurangan gizi tertentu.
PH tanah, yang dihasilkan dari geologi yang mendasari, juga harus dipertimbangkan. Ini bisa menjadi padat karya atau bahkan mustahil untuk secara signifikan mengubah pH tanah jangka panjang, dan area-area tertentu harus dikelola setiap tahun (Snoeck & Vaast, 2009). Banyak kawasan penghasil kopi tropis atau semi tropis di dunia mempunyai tanah yang sedikit asam, yang cocok untuk menanam kopi (Wellman, 1961).
Namun, kopi arabika telah dikenal tumbuh dalam aneka macam kondisi keasaman tanah, dari asam ke netral (pH 4-7) (Rothfos, 1980). PH juga sanggup mensugesti kemampuan tanah untuk "melepaskan" nutrisi dan memungkinkan tumbuhan untuk mengambilnya. Ini secara teknis disebut "pertukaran kation" kapasitas tanah, dan itu juga tergantung pada tekstur tanah dan kandungan materi organik (Larcher, 2003; Snoeck & Lambot, 2009).
Melindungi humus (di mana sebagian besar akar arabika hidup) dan semua nutrisi yang dimilikinya, termasuk yang dibayar petani untuk ditambahkan, merupakan pertimbangan yang sangat penting ketika mengelola perkebunan kopi. Erosi fisik sanggup menjadi bahaya bagi pohon kopi, ekosistem yang lebih besar, dan pekerja pertanian. Kerentanan suatu lokasi terhadap pengikisan dan pedoman permukaan sanggup mensugesti pemulihan (atau penggunaan sebenarnya) nutrisi yang ditambahkan dalam bentuk kompos dan pupuk yang mahal.
Bahan organik, komposisi tanah (lumpur, pasir, dan tanah liat), dan tingkat pemadatan semua berkontribusi untuk ini (Snoeck & Vaast, 2009). Namun, faktor fisik lokasi yang tidak sanggup diubah, menyerupai kemiringan, aspek, dan curah hujan, dan kejadian yang tak terduga sering kali bertanggung jawab atas pengikisan tanah. Petani sanggup memakai banyak metode untuk melestarikan tanah dan memerangi hilangnya hara dan erosi, tetapi itu yaitu tantangan abadi.
Stimulasi yang Memadai: Jarak dan Pemangkasan
Memastikan bahwa perkebunan kopi akan sehat dan produktif selama mungkin memerlukan administrasi aktif, dimulai dengan kepadatan tanam, atau jarak tanam. Sangat penting untuk menawarkan setiap pohon cukup ruang untuk memenuhi kebutuhannya, sementara pada ketika yang sama mempertimbangkan hasil per hektar.
Tergantung pada kultivar yang digunakan, tumbuhan cukup umur kopi arabika biasanya membutuhkan 1-3 meter antar tanaman. Misalnya, ketika tumbuhan berjarak 2,5 meter terpisah, yang menghasilkan 1.600 tumbuhan per hektar; sedangkan, kalau berjarak 4 meter, hasilnya yaitu 625 tumbuhan per hektar (Rothfos, 1980). Dalam situasi di mana kopi ditumpangsarikan dengan tumbuhan jenis lain, keputusan ini lebih kompleks dan bergantung pada jenis energi dan air apa yang dibutuhkan tumbuhan tetangga dalam kaitannya dengan kebutuhan C. arabika.
Kopi arabika menjadi kurang produktif seiring dengan bertambahnya usia; oleh lantaran itu, pemangkasan telah muncul sebagai cara umum untuk meregangkan masa hidup pohon kopi. Pilihan lain, penanaman kembali, memakan waktu lebih usang dan lebih berisiko bagi petani lantaran tergantung pada keberhasilan pembibitan, diikuti oleh sekitar dua tahun yang intinya tidak ada produksi, dan oleh lantaran itu tidak ada pendapatan dari tumbuhan tersebut. Ada dua metode pemangkasan utama yang umum di seluruh dunia, tergantung pada praktik pemeliharaan dan pemeliharaan tumbuhan setempat.
Ini yaitu pemangkasan tunggal dan multi-stemmed (Rothfos, 1980; Snoeck & Lambot, 2009). Di bawah salah satu metode ini, metode peremajaan yang stumping atau kurang drastis sanggup diterapkan tergantung pada kebutuhan kultivar dan perkebunan kopi. Ahli agronomi yang berbeda merekomendasikan panduan obyektif yang berbeda untuk pemangkasan, menurut faktor termasuk tinggi pohon, penurunan produktivitas, dan umur pohon (Snoeck & Lambot, 2009).
Seringkali direkomendasikan bahwa suatu lahan pertanian memotong bagian-bagian perkebunan kopi secara strategis setiap tahun, bukannya memangkas semua pohon sekaligus. Dengan cara ini, hilangnya pendapatan lantaran periode pertumbuhan kembali diminimalkan. Selain taktik pemangkasan utama, pemangkasan pemeliharaan juga dilakukan setiap tahun, biasanya selama periode pertumbuhan yang lambat (Clifford & Willson, 1985; Willson, 1999). Umumnya, batang sekunder berusia dua tahun ditemukan paling produktif, dan ini memotivasi petani kopi untuk memaksimalkan jumlah ini di dalam perkebunan mereka setiap tahun (Clifford & Willson, 1985).
Tantangan Petani
Tentu saja, planning terbaik untuk tikus dan pria (dan tanaman), sering tersesat. Seorang petani sanggup menentukan kultivar kopi spesifik daerah, menanamnya di lokasi yang strategis dengan sinar matahari yang baik dan tanah yang dikeringkan dengan baik, dan dalam semua cara lain mendirikan perkebunan kopi “sempurna” - dan masih menghadapi tantangan yang tak sanggup diatasi.
Cuaca yang tidak terduga, perubahan iklim, serangan hama atau patogen, dan "tindakan Tuhan" lainnya dan alam sanggup mengubah perkebunan kopi yang senang menjadi tanah gersang yang suram. Ada risiko dalam pertanian yang hanya bisa dipahami sepenuhnya oleh petani yang hidup setiap siklus tanaman. Bagi kami yang bekerja di pecahan final rantai nilai pemanggangan, ritel, atau konsumsi, penting untuk mengingat keterbatasan perspektif kami.
Pohon juga bisa ditanam sedemikian rupa sebagai angin istirahat untuk perkebunan. Naungan sanggup dimanfaatkan untuk menghemat air, menurunkan suhu di kawasan panas, dan melindungi terhadap embun beku (Muschler, 2009; Snoeck & Lambot, 2009). Tutupan awan yang sering, sering terjadi pada ketinggian tinggi, sanggup bertindak sama untuk mengurangi jumlah cahaya yang mencapai daun, pada ketika menurunkan suhu ke titik yang mengurangi fotosintesis terjadi. Seperti semua pengelolaan pertanian, keteduhan dan keseimbangan matahari yaitu proses evaluasi dan pembiasaan terus menerus untuk petani kopi.
Nutrisi yang Memadai : Pengelolaan Tanah
Nutrisi di luar apa yang didapat tumbuhan dari udara dan air (karbon, oksigen, dan hidrogen) diperoleh melalui tanah. Akar bertindak sebagai sedikit kekosongan air dan nutrisi, sehingga tumbuhan tetap terhidrasi dengan baik DAN sehat pada ketika yang sama (Raven, Evert, & Eichhorn, 1999). Tanah dan nutrisinya sanggup spesifik secara regional, bervariasi dengan geologi lokal dan materi induk. Jadi, tergantung di mana perkebunan duduk di dunia, pengelolaan tanah berbeda. Bahkan, itu bisa menjadi ilmu mikro-wilayah-spesifik, sangat tepat, dan beberapa mahir agronomi merekomendasikan mempunyai tanah serta jaringan daun dianalisis beberapa kali setahun untuk menjamin administrasi nutrisi yang akurat.
Nitrogen yaitu salah satu makronutrien yang paling penting, lantaran dipakai untuk fungsi-fungsi penting menyerupai fotosintesis dan produksi jaringan baru, serta proses kunci lainnya (Carelli, Fahl, & Ramalho, 2006; Clifford & Willson, 1985). Kekurangan nitrogen umumnya terjadi di perkebunan C. arabica yang tidak menghasilkan dan menghasilkan tinggi, lantaran usul yang dimasukkan ke jaringan fotosintesis. Jumlah nitrogen yang sehat dalam tumbuhan menghasilkan daun hijau yang sehat dan gelap.
Kekurangan sanggup muncul dengan daun paling tipis atau menguning (disebut klorosis). Di sisi lain, yaitu mungkin untuk terlalu pupuk dengan nitrogen, dan ini sanggup mempunyai konsekuensi yang berbeda dalam kopi, menyerupai kandungan kafein yang lebih tinggi (Snoeck & Lambot, 2009). Ada aneka macam bentuk nitrogen yang sanggup diterapkan ke tanah, tetapi setiap petani dan agronomis harus menciptakan keputusan yang terdidik ihwal mana yang terbaik untuk lokasi dan situasi tertentu.
Setelah nitrogen, kalium dan fosfor yaitu makronutrien yang paling penting untuk fungsi biologis dasar tumbuhan (Larcher, 2003). Potassium penting untuk perkembangan fisiologis buah, dan fosfor diharapkan untuk perkembangan akar, kayu, dan kuncup. Anda mungkin mengenali ini kalau Anda telah menghabiskan waktu di pertanian apa pun, lantaran sebagian besar pupuk yang tersedia secara komersial ditujukan untuk keseimbangan N: P: K tertentu.
Defisiensi kalium sanggup menjadikan bintik-bintik coklat berkembang, terutama pada daun yang lebih bau tanah (Snoeck & Lambot, 2009). Kekurangan fosfor sanggup terjadi sehabis pohon kopi menghasilkan tumbuhan yang berat atau menderita kekurangan air, dan sanggup hadir dengan klorosis daun atau warna hijau kebiruan daun (Rothfos, 1980).
Mikronutrien, menyerupai seng, magnesium, boron, besi, dan tembaga, semuanya memainkan kiprah kecil namun penting dalam mempertahankan fungsi tumbuhan yang tepat. Defisit dari elemen-elemen ini sanggup menjadikan aneka macam tanda-tanda fisik pada C. arabika. Penyemprotan nutrisi daun juga sanggup diterapkan pada tumbuhan kopi untuk menawarkan nutrisi pribadi ke daun, tetapi ini yaitu padat karya. Praktik ini tidak umum di semua kawasan penghasil kopi, tetapi sanggup sangat bermanfaat dalam situasi kekurangan gizi tertentu.
PH tanah, yang dihasilkan dari geologi yang mendasari, juga harus dipertimbangkan. Ini bisa menjadi padat karya atau bahkan mustahil untuk secara signifikan mengubah pH tanah jangka panjang, dan area-area tertentu harus dikelola setiap tahun (Snoeck & Vaast, 2009). Banyak kawasan penghasil kopi tropis atau semi tropis di dunia mempunyai tanah yang sedikit asam, yang cocok untuk menanam kopi (Wellman, 1961).
Namun, kopi arabika telah dikenal tumbuh dalam aneka macam kondisi keasaman tanah, dari asam ke netral (pH 4-7) (Rothfos, 1980). PH juga sanggup mensugesti kemampuan tanah untuk "melepaskan" nutrisi dan memungkinkan tumbuhan untuk mengambilnya. Ini secara teknis disebut "pertukaran kation" kapasitas tanah, dan itu juga tergantung pada tekstur tanah dan kandungan materi organik (Larcher, 2003; Snoeck & Lambot, 2009).
Melindungi humus (di mana sebagian besar akar arabika hidup) dan semua nutrisi yang dimilikinya, termasuk yang dibayar petani untuk ditambahkan, merupakan pertimbangan yang sangat penting ketika mengelola perkebunan kopi. Erosi fisik sanggup menjadi bahaya bagi pohon kopi, ekosistem yang lebih besar, dan pekerja pertanian. Kerentanan suatu lokasi terhadap pengikisan dan pedoman permukaan sanggup mensugesti pemulihan (atau penggunaan sebenarnya) nutrisi yang ditambahkan dalam bentuk kompos dan pupuk yang mahal.
Bahan organik, komposisi tanah (lumpur, pasir, dan tanah liat), dan tingkat pemadatan semua berkontribusi untuk ini (Snoeck & Vaast, 2009). Namun, faktor fisik lokasi yang tidak sanggup diubah, menyerupai kemiringan, aspek, dan curah hujan, dan kejadian yang tak terduga sering kali bertanggung jawab atas pengikisan tanah. Petani sanggup memakai banyak metode untuk melestarikan tanah dan memerangi hilangnya hara dan erosi, tetapi itu yaitu tantangan abadi.
Stimulasi yang Memadai: Jarak dan Pemangkasan
Memastikan bahwa perkebunan kopi akan sehat dan produktif selama mungkin memerlukan administrasi aktif, dimulai dengan kepadatan tanam, atau jarak tanam. Sangat penting untuk menawarkan setiap pohon cukup ruang untuk memenuhi kebutuhannya, sementara pada ketika yang sama mempertimbangkan hasil per hektar.
Tergantung pada kultivar yang digunakan, tumbuhan cukup umur kopi arabika biasanya membutuhkan 1-3 meter antar tanaman. Misalnya, ketika tumbuhan berjarak 2,5 meter terpisah, yang menghasilkan 1.600 tumbuhan per hektar; sedangkan, kalau berjarak 4 meter, hasilnya yaitu 625 tumbuhan per hektar (Rothfos, 1980). Dalam situasi di mana kopi ditumpangsarikan dengan tumbuhan jenis lain, keputusan ini lebih kompleks dan bergantung pada jenis energi dan air apa yang dibutuhkan tumbuhan tetangga dalam kaitannya dengan kebutuhan C. arabika.
Kopi arabika menjadi kurang produktif seiring dengan bertambahnya usia; oleh lantaran itu, pemangkasan telah muncul sebagai cara umum untuk meregangkan masa hidup pohon kopi. Pilihan lain, penanaman kembali, memakan waktu lebih usang dan lebih berisiko bagi petani lantaran tergantung pada keberhasilan pembibitan, diikuti oleh sekitar dua tahun yang intinya tidak ada produksi, dan oleh lantaran itu tidak ada pendapatan dari tumbuhan tersebut. Ada dua metode pemangkasan utama yang umum di seluruh dunia, tergantung pada praktik pemeliharaan dan pemeliharaan tumbuhan setempat.
Ini yaitu pemangkasan tunggal dan multi-stemmed (Rothfos, 1980; Snoeck & Lambot, 2009). Di bawah salah satu metode ini, metode peremajaan yang stumping atau kurang drastis sanggup diterapkan tergantung pada kebutuhan kultivar dan perkebunan kopi. Ahli agronomi yang berbeda merekomendasikan panduan obyektif yang berbeda untuk pemangkasan, menurut faktor termasuk tinggi pohon, penurunan produktivitas, dan umur pohon (Snoeck & Lambot, 2009).
Seringkali direkomendasikan bahwa suatu lahan pertanian memotong bagian-bagian perkebunan kopi secara strategis setiap tahun, bukannya memangkas semua pohon sekaligus. Dengan cara ini, hilangnya pendapatan lantaran periode pertumbuhan kembali diminimalkan. Selain taktik pemangkasan utama, pemangkasan pemeliharaan juga dilakukan setiap tahun, biasanya selama periode pertumbuhan yang lambat (Clifford & Willson, 1985; Willson, 1999). Umumnya, batang sekunder berusia dua tahun ditemukan paling produktif, dan ini memotivasi petani kopi untuk memaksimalkan jumlah ini di dalam perkebunan mereka setiap tahun (Clifford & Willson, 1985).
Tantangan Petani
Tentu saja, planning terbaik untuk tikus dan pria (dan tanaman), sering tersesat. Seorang petani sanggup menentukan kultivar kopi spesifik daerah, menanamnya di lokasi yang strategis dengan sinar matahari yang baik dan tanah yang dikeringkan dengan baik, dan dalam semua cara lain mendirikan perkebunan kopi “sempurna” - dan masih menghadapi tantangan yang tak sanggup diatasi.
Cuaca yang tidak terduga, perubahan iklim, serangan hama atau patogen, dan "tindakan Tuhan" lainnya dan alam sanggup mengubah perkebunan kopi yang senang menjadi tanah gersang yang suram. Ada risiko dalam pertanian yang hanya bisa dipahami sepenuhnya oleh petani yang hidup setiap siklus tanaman. Bagi kami yang bekerja di pecahan final rantai nilai pemanggangan, ritel, atau konsumsi, penting untuk mengingat keterbatasan perspektif kami.
Source : DISINI
Jika anda ingin memberi masukan, silahkan kunjungi FANSPAGE kami, jangan lupa like dan share.
No comments:
Post a Comment